Pandangan Awal ke Carta Bulatan: Panduan untuk Pemula dalam Visualisasi Data yang Menyenangkan
Hai, para ahli data yang sedang memulakan! Hari ini, kita akan melihat dunia carta bulatan menggunakan R. Jangan khawatir jika Anda belum pernah menulis baris kode sebelumnya - saya akan memandu Anda melalui setiap langkah seperti jika kita sedang memanggang pie yang lezat bersama. Pada akhir panduan ini, Anda akan dapat menyajikan visualisasi data yang membuat rasa mulutair yang bahkan nenek Anda akan bangga!
Apa Itu Carta Bulatan?
Sebelum kita mulai memasak dengan kode, mari kita fahami apa itu carta bulatan. Bayangkan Anda memiliki kue bulatan (mm, kue...) dan Anda ingin menunjukkan bagaimana itu dibagi antara teman-teman Anda. Setiap keping mewakili sebahagian daripada keseluruhan. Itu adalah esensi apa yang dilakukan carta bulatan dengan data - ia menunjukkan bagaimana jumlah keseluruhan dibagi menjadi bahagian.
Menyiapkan Dapur (Persekitaran R)
Hal pertama yang perlu Anda lakukan, pastikan dapur Anda (persekitaran R) siap. Jika Anda belum menginstal R dan RStudio, silakan lakukan itu terlebih dahulu. Anggap R sebagai oven Anda dan RStudio sebagai ruang dapur keren Anda.
Setelah Anda siap, buka RStudio dan buat skrip R baru. Ini adalah tempat kita akan menulis resipi (kode) carta bulatan kita.
Resipi Carta Bulatan Asas
Mari kita mulai dengan carta bulatan yang mudah. Kita akan menggunakan fungsi pie()
yang terdapat dalam R. Berikut adalah contoh kode pertama kita:
# Buat data
slices <- c(40, 20, 40)
labels <- c("Epal", "Pisang", "Cherries")
# Buat carta bulatan
pie(slices, labels = labels)
Jalankan kode ini, dan voila! Anda telah memanggang carta bulatan pertama Anda. Mari kitauraikan apa yang dilakukan setiap baris:
- Kita buat vektor
slices
dengan nilai untuk setiap keping carta bulatan kita. - Kita buat vektor
labels
dengan nama untuk setiap keping. - Fungsi
pie()
mengambil bahan ini dan memanggangnya menjadi carta.
Judul Carta Bulatan dan Warna
Sekarang, mari kita membuat carta bulatan kita lebih menarik dengan menambahkan judul dan beberapa warna. Kita akan menggunakan parameter main
untuk judul dan parameter col
untuk warna.
# Buat data
slices <- c(40, 20, 40)
labels <- c("Epal", "Pisang", "Cherries")
colors <- c("merah", "kuning", "ungu")
# Buat carta bulatan yang lebih berwarna dengan judul
pie(slices, labels = labels, col = colors, main = "Carta Bulatan Buah")
Dalam contoh ini:
- Kita menambahkan vektor
colors
untuk menentukan warna setiap keping. - Kita menggunakan parameter
main
untuk menambahkan judul kepada carta kita. - Parameter
col
menerapkan warna yang kita tentukan ke keping-keping.
Persentase Keping dan Legenda Carta
Untuk membuat carta bulatan kita lebih informatif, mari kita tambahkan persentase keping dan termasuk legenda. Kita akan menggunakan fungsi paste()
untuk menggabungkan label kita dengan persentase, dan fungsi legend()
untuk menambahkan legenda.
# Buat data
slices <- c(40, 20, 40)
labels <- c("Epal", "Pisang", "Cherries")
colors <- c("merah", "kuning", "ungu")
# Hitung persentase
pct <- round(slices/sum(slices)*100)
labels <- paste(labels, pct, "%", sep = " ")
# Buat carta bulatan dengan persentase
pie(slices, labels = labels, col = colors, main = "Carta Bulatan Buah")
# Tambahkan legenda
legend("atas kanan", labels, fill = colors)
mari kitauraikan ini:
- Kita menghitung persentase menggunakan
slices/sum(slices)*100
dan membulatkan nilai itu. - Kita menggunakan
paste()
untuk menggabungkan label asal kita dengan persentase. - Kita buat carta bulatan seperti sebelumnya, tetapi sekarang dengan label persentase.
- Kita menambahkan legenda menggunakan fungsi
legend()
, menempatkannya di sudut kanan atas.
Carta Bulatan 3D
Untuk sedikit flair ekstra, mari kita buat carta bulatan 3D. Kita akan memerlukan paket plotrix
untuk ini.
# Install dan muat paket plotrix
install.packages("plotrix")
library(plotrix)
# Buat data
slices <- c(40, 20, 40)
labels <- c("Epal", "Pisang", "Cherries")
colors <- c("merah", "kuning", "ungu")
# Buat carta bulatan 3D
pie3D(slices, labels = labels, explode = 0.1, col = colors, main = "Carta Bulatan Buah 3D")
Berikut adalah yang baru:
- Kita install dan muat paket
plotrix
, yang memberikan kita fungsipie3D()
. - Kita menggunakan
pie3D()
bukannyapie()
untuk membuat efek 3D. - Parameter
explode
menarik keping sedikit untuk memberikan kesan yang menarik.
Menggabungkan Semua: Perbandingan Metode Carta Bulatan
Mari kita buat jadual yang menggabungkan metode carta bulatan yang berbeza yang kita telah belajar:
Metode | Fungsi | Ciri Kekhusus | Digunakan Terbaik untuk |
---|---|---|---|
Carta Bulatan Asas | pie() |
Mudah, mudah untuk diciptakan | Visualisasi cepat |
Carta Bulatan Berwarna |
pie() dengan col
|
Menambahkan daya tarik visual | Mengenalpasti kategori |
Carta Bulatan Diberi Label |
pie() dengan label khusus |
Menunjukkan persentase | Penjelasan rinci |
Carta Bulatan dengan Legenda |
pie() dengan legend()
|
Menyediakan kunci interpretasi | Set data kompleks |
Carta Bulatan 3D |
pie3D() dari plotrix |
Menambahkan kedalaman dan pemisahan | Penekanan dan estetika |
Kesimpulan: Menyajikan Pie Anda
Selamat! Anda baru saja belajar bagaimana membuat jenis carta bulatan berbeza dalam R. Dari bulatan asas ke karya 3D, Anda sekarang mempunyai alat untuk visualisasi data dalam kepingan yang lezat.
Ingat, seperti seorang pemandu yang baik, latihan membuat sempurna. Jangan khawatir untuk mencoba data berbeza, warna, dan susun atur. Dan terutama, selalu pertimbangkan sama ada carta bulatan adalah cara terbaik untuk mewakili data Anda - kadang-kadang, carta batang atau graf lurus mungkin lebih sesuai.
Selamat berkoding, dan semoga data Anda selalu manis seperti pie!
Credits: Image by storyset